Seperti halnya pemerintah Indonesia yang membuka lowongan PNS, Google juga menerima karyawan baru. Tentu saja model seleksinya berbeda dengan tes CPNS.
BERAPA banyak bola golf yang bisa dimasukkan ke dalam bis sekolah? Ini bukan kuis atau teka-teki berhadiah pada acara televisi. Melainkan sebuah pertanyaan pada wawancara pekerjaan. Perusahaan teknologi informasi seperti Google, Microsoft, dan Ebay memang memiliki cara unik dalam merekrut karyawan baru.
Tes seleksi yang digunakan menunjukkan mereka tak sekadar mencari calon karyawan cerdas, namun juga kreatif.
Banyak pertanyaan aneh, unik, yang tak gampang ditemukan solusinya. Simak soal berikut. Jika Anda kepala dari lima bajak laut, hendak membagi jarahan 100 kilogram emas. Bagaimana cara membaginya agar Anda meraup bagian terbesar, namun anak buah tak memberontak?
Beberapa waktu lalu, iklan lowongan pekerjaan Google menarik perhatian pelintas jalan Highway 101, SIlicon Valey California. Pasalnya, baliho berukuran raksasa itu tak memuat secara detail cara mengajukan lamaran.
Prosedur lamaran tersembunyi dalam sebuah situs internet. Nama situs tersebut adalah jawaban dari pertanyaan: bilangan prima terkecil dengan panjang sepuluh digit. Jawabannya adalah 7427466391. Artinya, pelamar mesti mengunjungi situs 7427466391. com (saat ini situs ini sudah ditutup). Setelah masuk situs itu, pelamar kembali dihadapkan pada berbagai pertanyaan sulit.
Boleh Mencontek
Dalam situs resminya, Google menyatakan mereka menggunakan teknik yang disebut Google Lab Aptitude Test (GLAT) untuk menyaring karyawan baru. Teknik itu, menurutnya digunakan untuk menjaring pekerja yang memiliki aptitude dan psikologi menonjol. Paling tidak separo soalnya matematika dengan tingkat kesukaran tinggi. Soal-soal tersebut tak dirahasiakan namun diposting secara bebas di internet.
Seberapa sulit soalnya? Cobalah jawab pertanyaan ini. Berapa jumlah anggota ideal dalam sebuah tim, sedemikian rupa sehingga penambahan anggota tak akan memberi kontribusi maksimal? Ada lima opsi jawaban yakni 1, 3, 5, 11, dan 24.
Judi Gilbert, Direktur SDM Google menyatakan GLAT didesain untuk mencari pekerja yang memiliki daya analisis, membuat taksiran, serta menarik simpulan. Adapun jawabannya juga tak selalu eksak. ”Bagi Google, karyawan merupakan aset paling berharga. Kami mencari yang terbaik, namun kami juga memberi salari yang pantas,” ujar Gilbert.
Sebagai perusahaan yang menggantungkan diri pada inovasi, Google membutuhkan karyawan yang kreatif, mampu bekerja dalam tim, serta memiliki keyakinan segala masalah bisa dipecahkan menggunakan teknologi, lanjutnya.
Soal tes masuk Google tak dirahasiakan. Siapapun bisa mengunduhnya di internet. Bagi Anda yang berminat bekerja di Google, ada sekadar mencoba mengerjakan tes masuknya bisa berkunjung ke situs www.google.com/suport/jobs.
Menurut Alan Eustace, inti dari kerja Google adalah memecahkan problem komputasi. Karenanya, mereka membutuhkan orang yang terobsesi memecahkan masalah.
Itulah alasan mengapa soal dipasang secara terbuka, untuk menarik minat para ”pemecah problem”.
Dengan sifatnya yang terbuka, tentu saja pelamar bisa mencontek, bertanya kepada orang lain, atau mencari referensi. Situasi tersebut justru sesuai dengan atmosfer kerja di Google bahwa masalah tak bisa dipecahkan dalam kesendirian.
Untuk mencari birokrat yang kreatif dan mampu memecahkan masalah, mungkinkah tes CPNS dibuat seperti yang dilakukan Google?
Sumber : suaramerka.com
2 komentar: on "Meniru Seleksi Karyawan Model Google"
oya, tukeran link donk pak!!!
untung di stekom gak ada seleksi kaya gitu ya pak?jejeje
Posting Komentar